INGIN IKLAN ANDA DISINI ? Dapatkan Tawaran Menarik Silahkan Kontak Admin Terima Kasih |
Penjelasan fungsi wahyu dan akal menurut perspektif aliran kalam – Wahyu menurut para ahli ilmu kalam meiliki
fungsi yang berbeda-beda, hal ini dapat kita lihat dari pandangan aliran-aliran
dalam ilmu kalam seperti aliran salafiyah, aliran as’ariyah dan aliran muktazilah,
masing- masing aliran ini menjelaskan sebagai berikut :
Aliran
salafiyah berpendapat bahwa akal dan wahyu mempunyai tugas dan fungsi
tersendiri masing-masing saling menguatkan sehingga terjadi satu kesatuan yang
utuh. Jadi jelasnya fungsi akal dan wahyu menurut aliran Salafiyah adalah : Wahyu berfungsi untuk meluruskan, membenarkan,
dan memberitahu hal-hal yangbelum diketahui akal.
Sedangkan akal
hanya mampu untuk menerima, mengoreksi dan mendukung serta mengoreksi wahyu.
Kaum Mu’tazilah
menyatakan bahwa fungsi wahyu adalah sebagai berita dari alam metafisika
kemudian turun kepada manusia dengan keterangan-keterangan Tuhan dan
kewajiban-kewajiban manusia terhadap Tuhan sehingga dengan melalui wahyu itulah
dapat menentukan kewajiban-kewajiban atau juga mungkin kebenaran dan segala
sesuatu yang bersangkutan dengannya.
Sedangkan fungsi akal adalah untuk menemukan kebenaran yang dibawa wahyu sehingga dengan daya dan pola piker yang ada dalam diri manusia itulah dapat berusaha keras untuk sampai kepada kebenaran yang hakiki.
Sedangkan fungsi akal adalah untuk menemukan kebenaran yang dibawa wahyu sehingga dengan daya dan pola piker yang ada dalam diri manusia itulah dapat berusaha keras untuk sampai kepada kebenaran yang hakiki.
Di sinilah salah
satu keistimewaan Mu’tazilah yang banyak mempergunakan akal dan lebih
mengutamakan akal bukan mengutamakan Qur’an dan Hadist.
Ahlus Sunnah
Wal Jama’ah berpendapat bahwa wahyu berfungsi untuk menjelaskan baik dan buruk
serta segala sesuatu yang bertalian dengan hak dan kewajiban manusia karena
akal tak akan mampu untuk dapat mengetahui kewajiban-kewajiban atau juga
mengetahui baik dan buruk menurut pandangan akal manusia.
Oleh sebab itu akal
di sini hanya berfungsi untuk menjalankan dan mencari kebenaran yang
disampaikan wahyu dalam batas dan ruang lingkup yang dapat dijangkau olehnya.
Assalamu'alaikum...
BalasHapusSaya ingin bertanya, apakah aliran murjiah tidak berpendapat mengenai wahyu dan akal? jika ada mohon penjelasannya, jika tidak ada mengapa?
Syukron, wassalamu'alaikum
Kata Murjiah secara bahasa Arab yang artinya MENUNDA atau MENANGGUHKAN. Karena dalam prinsipnya mereka menunda penyelesaian konflik antara ali bin abi thalib dengan mu'awiyah bin abi sofyan dan khawarij ke hari perhitungan di akhirat nanti. Jadi mereka tidak mau mengeluarkan pendapat tentang siapa yang benar dan siapa yang salah. Menurut mereka keimanan merupakan keyakinan hati dan tidak ada berkaitan dengan ucapan dan perbuatan seorang hamba.
HapusJadi murjiah tidak mau melibatkan akal dan wahyu dalam memutuskan suatu masalah sehingga pandangan dan pendapat mereka terhadap masalah agama terutama konflik antara Ali dan Mu'wiyah, pelaku dosa besar dll, hukumnya mereka serahkan kepada keputusan Allah diakhirat kelak.
Alasannya kaum murjiah tidak berpendapat tentang wahyu dan akal adalah, mereka mengutamakan iman dari amal, apa pun yang terjadi dalam agama harus diterima oleh hati dan keputusan benar dan salah diserahkan pada Allah di akhirat kelak. jika mereka mempergunakan wahyu dan akal maka mereka akan memiliki sendiri hujah/ pendapat tentang Ali dan Mu'awiyah dan pelaku dosa besar dll seperti kaum muktazilah, Asy 'ariyah dan salafiyah. Kesimpulannya kaum murjiah hati mempergunakan hati dalam masalah agama. Wallahu a'lam.