INGIN IKLAN ANDA DISINI ?
Dapatkan Tawaran Menarik
Silahkan Kontak Admin
Terima Kasih


Thariqat tidak ada dalam ajaran Islam - Benarkan ajaran - ajaran thariqat yang kita kenal selama ini berasal dari ajaran islam yang berlandaskan kepada Al-quran dan sunnah Rasulullah saw, atau hanya buatan para pendirinya saja yang mengambil Al-quran dan sunnah sebagai penguat dari pemikirannya saja, oleh sebab itu mari kita simak keterangannya berikut ini. 

Pengertian ThariqatDari segi bahasa thariqat  berasal dari bahasa Arab artinya Jalan, keadaan, aliran dalam garis sesuatu. Jamil Shaliba mengatakan secara harfiah thariqat berarti jalan yang terang, lurus yang memungkinkan sampai pada tujuan dengan selamat.

Menurut istilah thariqat lebih banyak dipergunakan ahli tasauf. Mustafa Zahri dalam hubungan ini mengatakan thariqat adalah: Jalan atau petunjuk dalam melakukan suatu ibadah sesuai dengan ajaran yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad dan dikerjakan oleh sahabat-sahabatnya, tabi’in  dan tabi’ tabi’in turun temurun sampai kepada guru-guru secara berantai sampai pada kita ini.

http://www.ponpeshamka.com/2015/11/thariqat-tidak-ada-dalam-ajaran-islam.html
Lebih khusus lagi thariqat dikalangan sufiyah berarti system dalam rangka mengadakan latihan jiwa, membersihkan diri dari sifat-sifat yang tercela dan mengisi dengan sifat-sifat yang terpuji dan memperbanyak zikir dengan penuh ikhlas semata-mata hanya mengharapkan wajah Allah.

Jalan dalam thariqat itu antara lain terus menerus berada dalam zikir atau ingat terus kepada Allah dan terus menerus menghindarkan diri dari sesuatu yang melupakan Allah.

Tujuan ThariqatHarun Nasution Mengatakan thariqat adalah jalan yang harus ditempuh seorang sufi dalam tujuan : ”Berada sedekat mungkin dengan Tuhan. Hamka mengatakan  bahwa diantara makhluk dan khaliq itu ada perjalanan hidup yang harus ditempuh.

Dengan memperhatikan pendapat diatas, bahwa yang dimaksud thariqat adalah jalan yang bersifat spiritual bagi seorang sufi yang didalamnya berisi amalan ibadah dan lainnya yang bertemakan menyebut nama Allah dan sifat-sifatnya disertai penghayatan yang mendalam. Amalan dalam thariqat ini ditujukan untuk memperoleh hubungan sedekat mungkin (secara rohaniah) dengan Allah.

Thariqat mengandung arti organisasi yang mempunyai Syaikh, upacara ritual dan bentuk zikir tertentu. Guru dalam thariqat yang sudah melembaga itu disebut  Mursyid atau Syaikh dan wakilnya disebut Khalifah, pengikutnya disebut Murid, sedangkan tempatnya disebut Ribath atau Zawiyah atau Taqiyah, selain itu thariqat memiliki amalan atau ajaran wirid tertentu. Menurut ketentuan thariqat bahwa seorang Syaikh sangat menentukan terhadap muridnya. Dan murid harus patuh, mengikuti perintah Syaikhnya.

Karena thariqat itu merupakan jalan yang harus dilalui untuk mendekatkan diri kepada Allah,maka orang yang menjalankan thariqat itu harus menjalankan syari’at dan simurid harus memenuhi unsure-unsur sebagai berikut :
  1. Mempelajari ilimu pengetahuan yang berkaitan dengan syari’at agama.
  2. Mengamati dan berusaha semaksimal mungkin untuk mengikuti jejak guru,dan  melaksanakan perintahnya dan meninggalkan larangannya.
  3. Tidak mencari keringan  dalam beramal agar tercapai kesempurnaan yang hakiki
  4. Berbuat dan mengisi waktu seefisien mungkin dengan segala wirid dan do’a guna pemantapan dan kekhusu'an dalam mencapai Maqamat yang lebih tinggi.
  5. Mengekang hawa nafsu agar terhindar dari kesalahan yang dapat menodai amal.
Ahli sufi menyatakan, bahwa hukum menjalani thariqat itu Fardhu ‘Ain bagi setiap insan yang menempatkan dirinya untuk selalu Taqarrub Ilallah (mendekatkan diri kepada Allah )


Thariqat Qadiriyah dan ajarannya. Thariqat Qadiriyah adalah  salah satu  thariqat yang berkembang didunia islam, yang didirikan oleh Abdul Qadir Jailani (470 H =1077 M – 561H = 1166 M ) di Bagdad. Syekh Abdul Qadir Jailani dalam mengembang ajarannya dengan memimpin suatu Madrasah dan ribat di Bagdad yang didirikannya pada tahun 521 H.

Setelah Abdul Qadir wafat, Madrasahnya dipimpin oleh putranya Abdul Wahab 552-593 H, kemudian  dilanjutkan lagi oleh Abdus Salam,setelah ia meninggal akhirnya dilanjutkan oleh Abdurrazaq.

1. Ajaran thariqat ini adalah  Aqidah yang benar  seperti thariqat Ulama Salaf, Aqidah Ahlussunnah terdahulu yang mengamalkan Al-Qur’an dan Assunnah SAW dengan sungguh-sungguh,sehingga ia mendapat petunjuk dalam menapaki jalan (thariq) yang menyampaikan ke Hadhirat Allah SWT.

2. Murid dituntut untuk mempunyai sikap MUBTADI,Bersikap  mengikuti dengan berbagai sifat, yakni :
- Bersih  hati
- Muka Jernih
- Berbuat kebajikan  
- Menolak kemungkaran dan kejahatan
- Menjaga kehormatan para Syekh
- Bergaul dengan baik sesame ikhwan
- Memberi nasehat sesame mukmin
- Menjauhkan permusuhan
- Memberi bantuan dalam masalah agama dan dunia.

Setelah ajaran dasar dihayati dan diamalkan oleh murid,kemudian harus menjalani berbagai MAQAM, diantarnya : 

a. Pertemuan awal antara murid dan guru,sebelum berlangsung pertemuan murid diharuskan :
  • Shalat sunat  dua raka’at
  • Membaca surat Al-Fatihah yang dihadiahkan bagi Nabi SAW.
  • Kemudian murid duduk dihadapan guru dengan posisi ,lutut murid  sebelah kanan bersentuhan dengan tangan  kanan guru
  • Murid mengucapkan istigfar
  • Guru mengajarkan kalimat tauhid 3 (tiga) kali.
  • Murid mengikuti dengan memicingkan kedua mata
  • Pada sa’at itu murid dibai’at dan ia mengikuti ucapan bai’at guru
  • Dilanjutkan dengan ayat Mabaiyanah,surat Al-Fath ayat 10
¨Artinya: Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu Sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. tangan Allah di atas tangan mereka, Maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barang siapa menepati janjinya kepada Allah Maka Allah akan memberinya pahala yang besar.
Pada bulan Zulkaidah tahun keenam Hijriyyah nabi Muhammad saw beserta pengikut-pengikutnya hendak mengunjungi Mekkah untuk melakukan umrah dan melihat keluarga-keluarga mereka yang Telah lama ditinggalkan. Sesampai di Hudaibiyah beliau berhenti dan mengutus Utsman bin Affan lebih dahulu ke Mekah untuk menyampaikan maksud kedatangan beliau dan kamu muslimin. mereka menanti-nanti kembalinya Utsman, tetapi tidak juga datang Karena Utsman ditahan oleh kaum musyrikin.

 Kemudian tersiar lagi kabar bahwa Utsman Telah dibunuh. Karena itu nabi menganjurkan agar kamu muslimin melakukan bai'ah (janji setia) kepada beliau. merekapun mengadakan janji setia kepada nabi dan mereka akan memerangi kamu Quraisy bersama nabi sampai kemenangan tercapai. perjanjian setia ini telah diridhai Allah sebagaimana tersebut dalam ayat 18 surat ini, Karena itu disebut Bai'atur Ridwan. Bai'atur Ridwan Ini menggetarkan kaum musyrikin, sehingga mereka melepaskan Utsman dan mengirim utusan untuk mengadakan perjanjian damai dengan kaum muslimi, perjanjian Ini terkenal dengan Shulhul Hudaibiyah.

Orang yang berjanji setia Biasanya berjabatan tangan. Caranya berjanji setia dengan Rasul ialah meletakkan tangan Rasul di atas tangan orang yang berjanji itu. jadi maksud tangan Allah di atas mereka ialah untuk menyatakan bahwa berjanji dengan Rasulullah sama dengan berjanji dengan Allah. jadi seakan-akan Allah di atas tangan orang-orang yang berjanji itu. hendaklah diperhatikan bahwa Allah Maha Suci dari segala sifat-sifat yang menyerupai makhluknya.

b. Pemberian wejangan dan nasehat,wasiat syekh kepada murid,serta mengamalkan semua nasehat yang telah diberikan,yang berhubungn dengan Etika Muslim lahir bathin,mengekalkan  Wudhu’-menjaga shalat- Istghfar – Shalawat.

c. Pernyataan Syekh membai’at murid dengan lafal tertentu dan pernyataan itu diterima murid.

d. Pembacaan do’a oleh Syekh dalam bentuk yang umum maupun yang khusus bagi murid yang baru di bai’at dengan lafal do’anya masing-masing.

e. Pemberian air minum oleh guru/Syekh,yaitu air putih yang didalamnya dibacakan do’a berkah untuk murid baru tersebut,dengan selesai meminum air,maka berakhirlah tahapan pertama, dengan demikian Resmilah seorang murid menjadi anggota thariqat Qadiriyah sesuai dengan bai’at yang telah dilakukan Syekh terhadap dirinya. 

Tahap perjalanan murid menempuh jalan Allah SWT dengan didampingi oleh Syekh.  Dalam tahapan ini murid menghadapi segala godaan dan rintangan, dan harus ditempuh  oleh setiap peserta thariqat Qadiriyah.  Tahapan ini cukup panjang dan menghabiskan waktu bertahun-tahun, Dalam tahapan ini murid diberi ilmu hakikat oleh Syekhnya.

Oleh sebab itu ia harus selalu berbakti, menjunjung segala perintahnya dan menjauhi segala larangan. Ia harus yakin atas perjuangannya dan tetap mempunyai semangat yang tinggi untuk melawan hawa nafsu melatih dirinya. Ia juga  melakukan mujahadat dan Riadat, sehingga ia memperoleh dari Allah SWT, seperti apa yang telah Allah SWT berikan kepada Rasul dan Nabi dan seperti yang dibukakan Allah bagi Wali - walinya. 

Bila murid  telah mencapai Maqam seperti itu, maka itulah saat perpisahan antara murid dengan gurunya. Pada saat itu pula guru memberikan Ijazah dalam bentuk Al-Masyikah (gelar Syekh ) bagi muridnya diberikan hak dan wewenang yang penuh dan statusnya yang sama sebagai Syekh thariqat Qadiriyah. Pemberian Ijazah ini juga ditandai dengan pembacaan talqin dan kalimat Tauhid dari guru yang diperuntukkan bagi muridnya, murid juga menyebut silsilh Syekh serta sifatnya luwes.

Penjelaskan  thariqat Rifa’iyah dan ajarannya. THARIQAT RIFA’IYAH adalah sebuah thariqat yang didirikan di Irak oleh Ahmad bin Ali Abul Abbas Ar-Rifa’I pada abad ke 6 H. Ia adalah tokoh sufi yang besar yang shahiah ahli Hukum Islam dan penganut mazhab Syafi’I, ia hidup sezaman dengan Syekh Abdul Qadir Jailani Pendiri thariqat Qadiriyah. 

Riwayat Rifa’I dari umur 7 (tujuh)tahun ayahnya sudah meninggal dunia, sehingga ia dididik oleh pamannya Mansur AL-bataihi Syekh thariqat ajaran sufi di Bashra, disamping itu ia belajar kepada Abu Al-Fadl Ali Al-Wasiti, tentang hukum islam Mazhab Syafi’i dan menuntut berbagai cabang ilmu pengetahuan sampai umur 27 tahun. Sampai ia mendapat 2 (dua) ijazah, Ilmu Fiqih Al-Wasiti dan thariqat dari Al-Bataihi.

Doktrin thariqat Rifa’iyah
1.Tidak meminta sesuatu
2.Tidak menolak
3.Tidak menunggu

  1. Thariqat ini terkenal dengan permainan Dabus (sepotong besi yang tajam) dalam bentuk menikam diri mereka dengan benda tajam,sambil berzikir dan mereka tidak terluka. Penganut thariqat ini dianggap keramat,yang dikaruniai oleh Tuhan  keajaiban-keajaiban.
  2. Zikirnya keras dan lantang meraung-raung dan menangis.
  3. Ajarannya yang pertama adalah ZUHUD. Zuhud merupakan MAQAM dari berbagai tingkatan. Zuhud langkah pertama yang harus ditempuh oleh siapapun yang ingin menuju Tuhan. Orang yang belum menguasai prilaku kezuhudan,tidak akan benar untuk melakukan langkah selanjutnya.
  4. Memberikan ajaran tentang ma’arifat dan Cinta Ilahi. Ma’arifat menurut ajaran ini adalah menyaksikan kehadiran dalam makna kedekatan Tuhan disertai Ilmu Yakin. Dan tersingkapnya Hakikat Realitas secara benar-benar Yaqin Cinta mengantar pada keindahan danMa’arifat mengantar pada ke Fanaan atau ketiadaan diri.
Penjelasan Thariqat Syaziliyah dan Ajarannya. THARIQAT SYAZILIYAH ini didirikan oleh Abul Hasan AlimAsy-Syazili 593 H = 1196  M. Silsilah keturunan Asy-Syazili di kembangkan  Hasan bin Ali bin Abi Thalib yang  juga mempunyai  hubungan dengan Fatimah Zahara putrid Rasul SAW perawakannya yang menarik serta kehidupan yang menunjukkan kesederhanaan membuat Syazili mudah mendapat simpati dari masyarakat luas sebagai Wali yang keramat sebagai hasil pernyataan Nabi Muhammad SAW sewaktu bertemu dalam mimpi Nabi berkata ”Hai Ali pergilah engkau masuk ke Negeri Mesir, disana engkau akan mendidik 40 orang  Shiddiqiin (jujur).

AsySyazili belajar kepada seorang sufi besar Abul Abas Al-Mursi 686 H. Kemudian ia pindah dan belajar setelah menunaikan Ibadah Haji kepada dua orang sufi yaitu  Abu Abdillah bin  Harazin dan Abdus Salam bin Masyisy dari dua guru itu dia mendapat Khirqah = tanda sudah mencapai  taraf kesufian,yang berbentuk,yang berbentuk sepotong kain/ pakaian dari Guru,sebagai kenang-kenangan

Thariqat Syaziliyah adalah thariqat yang termudah dalam ilmu dan amal,latihan penyucian dirinya tidak terlalu rumit dan tidak berbelit-belit dan memberi urutan yang  termudah,sebagai berikut :
  1. Mudah dan sederhana dalam Ihwal (keadaan mental )
  2. Maqam dalam Ilham (Anugrah petunjuk langsung )
  3. Maqal (ucapan perkataan ) sehingga para pengikut thariqat mudah dibawa un tuk mendapatkan maqam (tangga pencapaian Sufi dalam membersihkan hati, ASRAR (rahasia ke Tuhanan )
  4. KARAMAH (kemuliaan yang dilimpahkan Allah SWT tentang peristiwa luar biasa )
  5. MUJAHADAT (bersungguh-sungguh dalam mengerjakan segala ‘Ibadah dan Wirid seakan –akan yang mengerjakan lupa akan diri )
Syarat - syarat thariqat Syaziliyah :
1. Meninggalkan segala kemakshiatan
2. Memelihara segala Ibadah yang diwajibkan dan yang diamalkan tanpa paksaan.
3. Bila seorang anggota  telah mencapai tingkat yang lebih tinggi maka ia wajib melakukan :
- Zikir kepada Allah  SWT sebanyak mungkin 100 sehari semalam
- Beristighfar  100 kali sehari sumalam
- Mengerjakan amal  dan  adab sebelum beribadah.

Penjelasan thariqat  Maulawiyah dan ajarannya. THARIQAT MAULAWIYAH  didirikan  oleh Maulana Jalaluddin Ar-Rumi di Afghanistan tahun 604 H. Penganutnya bernama DARWIS.

1. Prakteknya “ RITUAL SAMA’ (tarian berputar para Darwis) yang biasa diadakan seusai shalat Jum’at, para Darwis dalam Ritual memakai pakaian khusus, yang terdiri dari :
 -  Sebuah topi
 -  Baju panjang putih tanpa lengan
 -  Jaket berlengan panjang
 -  Ikat pinggang
 -  Sebuah mantel hitam ,ini dilepas sebelum upacara “sama’ 

Tarian mistik ini diiringi musik dan nyanyian, dalam upacara tersebut  Syek berdiri disudut yang paling terhormat dan para Darwis melewati sebanyak tiga kali setiap kali lewat  mereka saling memberi salam  sampai akhir. Gerakan dilakukan dengan kaki dan tangan dengan kecepatan yang semakin meningkat.

Bila seorang Darwis semakin bergairah maka Darwis lainnya menyentuh bajunya perlahan-lahan, supaya gerakan tarian terkendali, tarian dimulai dengan pujian dan nyanyian menghormati Nabi SAW. 

Jalaluddin Ar-Rumi  mengibaratkan  gerak putar tarian para Darwis ini seperti pembuat anggur yang menginjak buah anggur, sehingga tercipta anggur Rohani seperti Zikir yang didalamnya manusia berputar mengitari pusat gaya berat Rohani yaitu  “TUHAN “

2. Pimpinan tertinggi Maulawiyah digelar dengan “ MULLA KHUN KAR“:
  • Seorang Pimpinan dibantu oleh seorang Wakil
  • Orang yang ingin menjadi anggota Maulawiyah disyaratkan melalui latihan selama 1001 hari dibagi menjadi empat puluh,empat puluh hari.
  • Dalam latihan,calon harus mempelajari Al-MASNAWI,dengan pembacaan yang benar, Tekhnik tarian berputar dan silsilah tariqat mulai dari gurunya sampai ke generasi sebelumnya  sampai kepada Rasul SAW.
  • Setelah latihan selesai permula diberi pakaian resmi di Takye dan diperintahkan terus menjalankan praktek thariqat sampai ia yakin dirinya sanggup berhubungan dengan Tuhan melalui tarian putar, Khalwat (pengasingan diri).
Penjelasan Thariqat Syattariah dan ajarannya. Thariqat Syattariah adalah thariqat yang muncul pertama sekali di India pada abad ke 15 dengan tokoh pengembangnya ABDULLAH ASY-SYATTAR.  Setelah Abdullah Asy-Syattar meninggal thariqat ini disebar luaskan oleh muridnya MUHAMMAD GAUS dari GWALIOR  abad 16 tahun 1562 M. Dari wilayah ini berkembang sampai ke MEKKAH, MEDINAH dan Indonesia.   

Penyebaran thariqat ini di tunjang oleh para Sufi India abad ke 16 – 18. Yang mempepulerkan thriqat ini di dunia  berbahasa  Arab adalah : AHMAD SIRKAWI murid  SIBGATULLAH salah seorang Khalifahnya  AHMAD QUSASI.  Pada tahun 1643 Syekh ABDUR RAUF SINGKEL dari Aceh pergi menunaikan Ibadah Haji ,dan menetap di Arab Saudi 19 tahun dan berguru  kepada Ahmad Qusasi dan Ibrahim Al- Quraini.  Setelah Ahmad Qusasi meninggal Syekh Abdur Rauf Singkel kembali ke Aceh sebagai Wali Thariqat Syattariah dibawa dan dikembangkan di Indonesia oleh Syekh Abdur Rauf Singkel di Aceh 1662 – 1693.
- Dikembangkan  ke Sumatera Barat oleh Syekh Burhanuddin
- Dikembangkan ke Jawa Barat oleh Abdul Muhyi
- Dikembang kan ke Sulawesi oleh Yusuf Tajul Khalwati.

1. Ajarannya menonjolkan aspek ZIKIR untuk mencapai ZUHUD,untuk mencapainya seseorang lebih dahulu :
  1. Mencapai kesempurnaan tingkat AKHYAR ( orang terpilih )
  2. Mencapai tingkat ABRAR (orang-orang terbaik.
  3. Menguasai Rahasia Zikir, ditujukan untuk mengembangkan suatu pandangan yang membangkitkan kesadaran akan Allah di dalam hati, tetapi tidak harus mencapai tahap fana
2. Thariqat Syattariah yakin bahwa jalan menuju Allah SWT sebanyak gerak nafas makhluk, yang paling utama jalan yang ditempuh oleh Kaum Akhyar, Abrar dan Syattar. Kaum akhyar : menjalani dengan Shalat, Puasa,membaca Al-qur’an,Haji dan Berjihad. Sedangkan kaum abrar dengan latihan2 asketisme (zuhud) yang keras, ketahanan menderita, menghindari kejahatan, selalu berusaha mensucikan Hati. Syattar dengan memperoleh bimbingan langsung dari arwah para wali. Untuk mencapai tujuan  thariqat ada 10 aturan :
  1. Tobat
  2. Zuhud
  3. Tawakal
  4. Kana’ah
  5. ‘Uzlah
  6. Muraqabah
  7. Sabar
  8. Ridha
  9. Zikir
  10. Musyahadah (menyaksikan keindahan, kebasaran dan kemuliaan Allah SWT ).
Zikir dalam Syattariah terbagi  3 (tiga) :
  1. Menyebut Nama Allah yang berhubungan dengan keagungan-Nya,menjadikan murid lebih tunduk kepadanya yaitu :AL-QAHHAR, AL-JABBAR, AL-MUTAKABBIR setelah itu murid merasa dirinya semakin tunduk kepada Allah.
  2. Menyebut nama yang berhubungan dengan keindahan yaitu : Al-Malik, Al-Quddus, Al-‘Alim.
  3. Nama yang menghubungkan dua sifat diatas adalah : Al-Mukmin, Al-Muhaimin.
Proses ini harus dilakukan secara terus menerus dan berulang - ulang sampai hati menjadi bersih dan semakin teguh dalam berzikir. Apabila hati telah mencapai tahap seperti itu maka akan dapat  merasakan realitas segala sesuatu, baik yang bersifat jasmani maupun Rohani.

Suatu hal yang harus di ingat bahwa zikir hanya dapat dikuasai melalui :
  • Bimbingan seorang guru atau Syekh pembimbing spiritual yang telah mencapai pandangan  yang tajam mengenai rahasia-rahasia Zikir.
  • Pembimbing ini adalah orang yang telah mencapai pandangan yang dapat membangkitkan semua realitas tidak bersikap sombong dan tidak membukakan rahasia-rahasia pandangan batinnya kepada orang yang tidak dapat dipercaya.
Persyaratan penting untuk menjalani zikir :
  1. Makanan yang dimakan berasal dari yang halal.
  2. Selalu berkata benar
  3. Sedikit makan dan berbicara
  4. Setia terhadap guru atau Syekh
  5. Konsentrasi hanya kepada Allah SWT.
  6. Selalu berpuasa.
  7. Memisahkan diri  dari keramaian
  8. Berdiam diri dari ruangan gelap yang bersih
  9. Menundukkan ego dengan penuh kerelaan kepada displin
  10. Makan dan minum dari pemberian, pelayanan, menjaga mata, telinga, hidung dari melihat mendengar dan mencium segala sesuatu yang haram, membersihkan hati dari dendam cemburu, bangga diri, dan selalu mematuhi aturan-aturan.
Penjelasan thariqat Naksabandiyah dan ajaran-ajarannya. Thariqat Naksabandi adalah thriqat yang didirikan oleh Muhammad bin Muhammad Bahaud din Al-Uwaisi-Al-Bukhari Naksabandi ( 717 H-791 H =1318 M-1389 M ) di Yaman. Thariqat Naksabandi sebelumnya disebut thariqat Khwajangan.


Delapan prinsip ajaran thariqat Naksabandi :
1. HUSY DAR DUM (Pemeliharaan masuk keluarnya nafas)dari kelupaan kepada Allah SWT. Sehingga SALIK (pengikut aliran thariqat) selalu hadir dan ingat kepada Allah SWT dalam setiap tarikan dan hembusan nafasnya. Bagi thriqat Naksabandi  “Masuk Nafas itu adalah Hidup “ berhuungan dengan Allah SWT dan “ Keluarnya Nafas adalah Mati “ atau berpisah denganNya ( ALLAH SWT ).

2. NAZAR BART QADAM (setiap Salik memperlihatkan langkah dirinya) Apabila berjalan ia selalu melihat  ke tempat kakinya melangkah dan apabila duduk ia melihat pada dua tangannya, ia tidak boleh memperluas pandangannya,karena di khawatirkan dapat membuat hatinya bimbang dalam mengingat Allah SWT.

3. SAFAR DAR WATHAN (perpindahan dari sifat kemanusiaan yang kotor dan rendah kepada sifat-sifat kemalaikatan yang bersih dan suci ) karena itu setiap Salik harus mengontrol hatinya,agar dalam hatinya tidak ada rasa cinta kepada Makhluk.

4.KHALWAT DAR AN JUMAN (Setiap salik harus selalu menghadirkan hati kepada Allah SWT  dalam segala keadaan ).

5.YAD KARD (Selalu mengulangi Zikir kepada Allah SWT ) 
-Zikir Asma / Zat (Zikir yang menyebut lafal Allah )
-Zikir Nafi ( Zikir yang menyebut LAILAAHA )
-Zikir Itsbat (zikir dengan menyebut ILLA ALLAH )

6.BAZ QARD (Menjaga pemikiran sendiri dengan mengulangi zikir) sesudah meresapkan kalimat “ILAHI ANTA MAQSUDI WARIDHAKA MATHLUBI “(wahai Tuhanku Engkaulah tujuanku dan keredhaanMu merupakan tuntutanku ).dengan demikian pandangan Salik akan fana terhadap adanya makhluk.

7.NIGAH DAST (murid harus memelihara hatinya dari kemasukan segala sesuatu yang dapat menggoda dan mengganggunya sekalipun hanya sejenak.

8.YAD DAST (pemusatan perhatian sepenuhnya pada musyahadah): Menyaksikan keindahan, kebesaran, dan kemuliaan Allah SWT.,terhadap NUR ZAT AHDIYAH (cahaya zat
Yang Maha Esa ) tanpa disertai kata-kata,keadaan ini baru dapat dicapai oleh seorang Salik,setelah ia mengalami Fana dan Baqa yang sempurna.
       
Dasar ajaran yang 8 (delapan ) itu oleh Naksabandiah ditambah 3 (tiga) dasar lagi :
  1. WUQUF ZAMANI (control yang dilakukan oleh Salik tentang ingat dan tidaknya ia kepada Allah) setiap dua atau tiga jam “jika berada dalam keadaan ingat ia harus bersyukur dan jika tidak ia harus meminta ampun kepada Allah SWT,pada waktu tersebut  dan kembali mengingat Allah SWT.
  2. WUQUF ADADI (memelihara bilangan ganjil dalam menyelesaikan zikir Nafi-Itsbat dengan lafal LAA ILAAHA ILLALLAH )
  3. WUQUF QALBI (keadaan hati seorang salik harus hadir bersama Allah SWT ) pikiran yang ada terlebih dahulu harus dihilangkan dari segala perasaan kemudian dikumpulkan segenap tenaga  dan Panca Indra untuk melakukan “Tawajuh dengan mata hati  yang hakiki untuk menyelami ma’arifat Tuhannya ,sehingga tidak ada peluang sedikitpun dalam hati yang ditujukan kepada selain Allah SWT.
Hal pokok dalam Tharikat Naqsabandi, antara lain :
  1. Tobat
  2. ’Uzlah
  3. Zuhud
  4. Taqwa
  5. Kana’ah
  6. Taslim berserah diri
Rukun thariqat Naksabadiyah :
1. ILMU, Berilmu pengetahuan tentang segala yang berhubungan dengan agama.
2. HILMAN, Penyantun, lapang hati, tidak mudah marah.
3. SABAR, atas segala cobaan dan musibah
4. REDHA terhadap segala sesuatu yang ditaqdirkan Allah SWT
5. IKHLASH, segala amal dilakukan karena Allah SWT.
6. BERAKHLAK yang baik.

Pegangan thariqat naksabandiyah ada 6 (enam) macam :
1. MA’ARIFAT kepada Allah SWT (mengenal Allah SWT dengan sifatnya )
2. YAQIN.
3. SAKHA, pemurah, sehingga hatinya suka memberi sebahagian hartanya di jalan Allah.
4. SHIDIQ, benar dalam perkataan dan perbuatan
5. SYUKUR, selalu berterima kasih dalam keadaan bagaimanapun seperti sakit dan senang.
6. Mengerjakan perbuatan yang baik dan meninggalkan yang buruk.

Kewajiban dalam thariqat Naksabandiyah :
1. Zikir kepada Allah SWT.
2. Meninggalkan kehendak hawa nafsu yang menginginkan sesuatu.
3. Meninggalkan segala perhiasan dunia dalam bentuk apapun.
4. Melakukan ajaran agama dengan sungguh-sungguh
5. IHSAN : berbuat terhadap makhluk manusia dan lainnya.
6. Mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan meninggalkan hal-hal yang jahat.

Penjelasan thariqat Suhrawardiyah dan ajarannya. Thariqat As-Suhrawardiyah adalah Thariqat yang didirikan di Iran tahun 549 H = 1155 M oleh tokoh Sufi dikalangan Syiah, Ia diberi gelar Syekh Al- Israq (guru pencerahan)  yaitu  As-Suhrawardi. Sejak Usia muda As-Suhrawardi dikenal sebagai seorang jenius yang  haus Ilmu pengetahuan ,berbagai  Negeri disekitar Persia  dijelajahinya  untuk menimba ilmu  pengetahuan.

Ia sangat tertarik dengan persoalan  filsafat dan tasauf. Pengembaraannya berakhir di Aleppo  di masa Pemerintahan  Salahuddin  Yusuf Al-Ayyubi  532 H – 589 H, seorang Penguasa  yang amat cinta kepada para Sufi  dan cendikiawan  memintanya untuk menyumbangkan Ilmunya di Aleppo.

Akan tetapi As-Suhrawardi mendapat serangan gencar  dari pada Fuqaha’ setempat, karena ajarannya dianggap sesat, ia juga di fitnah merongrong kekuasaan Khalifah akhirnya atas desakan para fuqaha’ ,Sultan Salahuddin memenjarakannya di Aleppo pada tahun 1191 H As-Suhrawardi dijatuhi hukuman mati.

1. Ajaran Sukhrawardi yang sesat, menyatakan ada kemungkinan  mengutus Nabi sesudah Nabi Muhammad SAW, pernyataan ini bertentangan dengan Firman Allah SWT  dalam surat Al-Ahzab ayat 40.
$¨B tb%x. î£JptèC !$t/r& 7tnr& `ÏiB öNä3Ï9%y`Íh `Å3»s9ur tAqߧ «!$# zOs?$yzur z`¿ÍhŠÎ;¨Y9$# 3 tb%x.ur ª!$# Èe@ä3Î/ >äóÓx« $VJŠÎ=tã ÇÍÉÈ

Artinya: Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
Maksudnya: nabi Muhammad s.a.w. bukanlah ayah dari salah seorang sahabat, Karena itu janda Zaid dapat dikawini oleh Rasulullah s.a.w.

2. Konsep AS-Sukhrawardi didasarkannya pada konsep “KeMaha Kuasaan Tuhan yang tidak terbatas, mungkin saja mendatang Nabi baru. Sebagai keseimbangan Wahyu sehingga Risalah terhenti  setelah Nabi Muhammad SAW.

3. Selain itu Fuqaha’ pun menuduhnya  terlibat dalam gerakan Qaramitah (salah satu sekte dalam Syiah ).

4. Ajaran itu menyatakan, bahwa tuhan adalah cahaya  tertinggi tiada bandingnya, para Nabi dan Imam  mendapatkan pancaran cahaya dari Tuhan.

  1. Bahwa sumber  segala sesuatu  yang ada adalah :NUR AL-ANWAR (cahaya muthlaq atau cahaya segala cahaya ). Kosmos di ciptakan Tuhan  melalui penyinaran, karenanya Kosmos terdiri dari tingkatan-tingkatan  pancaran cahaya. Cahaya tertinggi  sebagai sumber segala cahaya itu dinamakan “NUR AL-ANWAR “  dan itulah Tuhan yang Abadi. Manusia berasal dari NUR AL-ANWAR melalui proses penyinaran yang hamper sama dengan proses  Emanasi dalam falsafah Al-Farabi  257 H – 339 H. Dengan demikian manusia dengan Tuhan mempunyai hubungan timbale balik,dan dari paradigma ini  dimungkinkan terjadinya persatuan antara manusia dengan Tuhan.
  2. Cahaya pertama muncul  adalah matahari ,dalam dunia akal dimaksudkan  sebagai sa’at munculnya pengetahuan  sejati ( Ma’arifat )  atau munculnya cahaya  akan menembus jiwa dengan demikian kata Al-Israq  digunakan sebagai symbol  Al- Kasyaf (pancaran bathin ).
Dalam hal ini As-Sukhrawardi  memadukan  daya-daya rasio (filsafat) dan rasa (tasauf) Dalam hidupnya 38 tahun dia menghasilkan  50 karya  ilmiyah  dalam bentuk buku.

Demikianlah penjelasan tentang Thariqat tidak ada dalam ajaran Islam, jika kita lihat ada thariqat yang berdasarkan al-quran dan sunnah, dan ada pula thariqat yang sudah melenceng jauh dari al-quran dan sunnah. Semoga bemanfaat.

Posting Komentar Blogger