INGIN IKLAN ANDA DISINI ? Dapatkan Tawaran Menarik Silahkan Kontak Admin Terima Kasih |
Thariqat tidak ada dalam ajaran Islam - Benarkan ajaran - ajaran thariqat yang kita kenal selama ini berasal dari ajaran islam yang berlandaskan kepada Al-quran dan sunnah Rasulullah saw, atau hanya buatan para pendirinya saja yang mengambil Al-quran dan sunnah sebagai penguat dari pemikirannya saja, oleh sebab itu mari kita simak keterangannya berikut ini.
Pengertian Thariqat. Dari segi bahasa thariqat berasal dari bahasa Arab artinya Jalan, keadaan, aliran dalam garis sesuatu. Jamil Shaliba mengatakan secara harfiah thariqat berarti jalan yang terang, lurus yang memungkinkan sampai pada tujuan dengan selamat.
Menurut istilah thariqat lebih banyak dipergunakan ahli tasauf. Mustafa Zahri dalam hubungan ini mengatakan thariqat adalah: Jalan atau petunjuk dalam melakukan suatu ibadah sesuai dengan ajaran yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad dan dikerjakan oleh sahabat-sahabatnya, tabi’in dan tabi’ tabi’in turun temurun sampai kepada guru-guru secara berantai sampai pada kita ini.
Lebih khusus lagi thariqat dikalangan sufiyah berarti system dalam rangka mengadakan latihan jiwa, membersihkan diri dari sifat-sifat yang tercela dan mengisi dengan sifat-sifat yang terpuji dan memperbanyak zikir dengan penuh ikhlas semata-mata hanya mengharapkan wajah Allah.
Jalan dalam thariqat itu antara lain terus menerus berada dalam zikir atau ingat terus kepada Allah dan terus menerus menghindarkan diri dari sesuatu yang melupakan Allah.
Tujuan Thariqat. Harun Nasution Mengatakan thariqat adalah jalan yang harus ditempuh seorang sufi dalam tujuan : ”Berada sedekat mungkin dengan Tuhan. Hamka mengatakan bahwa diantara makhluk dan khaliq itu ada perjalanan hidup yang harus ditempuh.
Dengan memperhatikan pendapat diatas, bahwa yang dimaksud thariqat adalah jalan yang bersifat spiritual bagi seorang sufi yang didalamnya berisi amalan ibadah dan lainnya yang bertemakan menyebut nama Allah dan sifat-sifatnya disertai penghayatan yang mendalam. Amalan dalam thariqat ini ditujukan untuk memperoleh hubungan sedekat mungkin (secara rohaniah) dengan Allah.
Thariqat mengandung arti organisasi yang mempunyai Syaikh, upacara ritual dan bentuk zikir tertentu. Guru dalam thariqat yang sudah melembaga itu disebut Mursyid atau Syaikh dan wakilnya disebut Khalifah, pengikutnya disebut Murid, sedangkan tempatnya disebut Ribath atau Zawiyah atau Taqiyah, selain itu thariqat memiliki amalan atau ajaran wirid tertentu. Menurut ketentuan thariqat bahwa seorang Syaikh sangat menentukan terhadap muridnya. Dan murid harus patuh, mengikuti perintah Syaikhnya.
Karena thariqat itu merupakan jalan yang harus dilalui untuk mendekatkan diri kepada Allah,maka orang yang menjalankan thariqat itu harus menjalankan syari’at dan simurid harus memenuhi unsure-unsur sebagai berikut :
- Mempelajari ilimu pengetahuan yang berkaitan dengan syari’at agama.
- Mengamati dan berusaha semaksimal mungkin untuk mengikuti jejak guru,dan melaksanakan perintahnya dan meninggalkan larangannya.
- Tidak mencari keringan dalam beramal agar tercapai kesempurnaan yang hakiki
- Berbuat dan mengisi waktu seefisien mungkin dengan segala wirid dan do’a guna pemantapan dan kekhusu'an dalam mencapai Maqamat yang lebih tinggi.
- Mengekang hawa nafsu agar terhindar dari kesalahan yang dapat menodai amal.
Thariqat Qadiriyah dan ajarannya. Thariqat Qadiriyah adalah salah satu thariqat yang berkembang didunia islam, yang didirikan oleh Abdul Qadir Jailani (470 H =1077 M – 561H = 1166 M ) di Bagdad. Syekh Abdul Qadir Jailani dalam mengembang ajarannya dengan memimpin suatu Madrasah dan ribat di Bagdad yang didirikannya pada tahun 521 H.
Setelah Abdul Qadir wafat, Madrasahnya dipimpin oleh putranya Abdul Wahab 552-593 H, kemudian dilanjutkan lagi oleh Abdus Salam,setelah ia meninggal akhirnya dilanjutkan oleh Abdurrazaq.
1. Ajaran thariqat ini adalah Aqidah yang benar seperti thariqat Ulama Salaf, Aqidah Ahlussunnah terdahulu yang mengamalkan Al-Qur’an dan Assunnah SAW dengan sungguh-sungguh,sehingga ia mendapat petunjuk dalam menapaki jalan (thariq) yang menyampaikan ke Hadhirat Allah SWT.
2. Murid dituntut untuk mempunyai sikap MUBTADI,Bersikap mengikuti dengan berbagai sifat, yakni :
- Bersih hati
- Muka Jernih
- Berbuat kebajikan
- Menolak kemungkaran dan kejahatan
- Menjaga kehormatan para Syekh
- Bergaul dengan baik sesame ikhwan
- Memberi nasehat sesame mukmin
- Menjauhkan permusuhan
- Memberi bantuan dalam masalah agama dan dunia.
Setelah ajaran dasar dihayati dan diamalkan oleh murid,kemudian harus menjalani berbagai MAQAM, diantarnya :
a. Pertemuan awal antara murid dan guru,sebelum berlangsung pertemuan murid diharuskan :
- Shalat sunat dua raka’at
- Membaca surat Al-Fatihah yang dihadiahkan bagi Nabi SAW.
- Kemudian murid duduk dihadapan guru dengan posisi ,lutut murid sebelah kanan bersentuhan dengan tangan kanan guru
- Murid mengucapkan istigfar
- Guru mengajarkan kalimat tauhid 3 (tiga) kali.
- Murid mengikuti dengan memicingkan kedua mata
- Pada sa’at itu murid dibai’at dan ia mengikuti ucapan bai’at guru
- Dilanjutkan dengan ayat Mabaiyanah,surat Al-Fath ayat 10
¨Artinya: Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu Sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. tangan Allah di atas tangan mereka, Maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barang siapa menepati janjinya kepada Allah Maka Allah akan memberinya pahala yang besar.
Pada bulan Zulkaidah tahun keenam Hijriyyah nabi Muhammad saw beserta pengikut-pengikutnya hendak mengunjungi Mekkah untuk melakukan umrah dan melihat keluarga-keluarga mereka yang Telah lama ditinggalkan. Sesampai di Hudaibiyah beliau berhenti dan mengutus Utsman bin Affan lebih dahulu ke Mekah untuk menyampaikan maksud kedatangan beliau dan kamu muslimin. mereka menanti-nanti kembalinya Utsman, tetapi tidak juga datang Karena Utsman ditahan oleh kaum musyrikin.
Kemudian tersiar lagi kabar bahwa Utsman Telah dibunuh. Karena itu nabi menganjurkan agar kamu muslimin melakukan bai'ah (janji setia) kepada beliau. merekapun mengadakan janji setia kepada nabi dan mereka akan memerangi kamu Quraisy bersama nabi sampai kemenangan tercapai. perjanjian setia ini telah diridhai Allah sebagaimana tersebut dalam ayat 18 surat ini, Karena itu disebut Bai'atur Ridwan. Bai'atur Ridwan Ini menggetarkan kaum musyrikin, sehingga mereka melepaskan Utsman dan mengirim utusan untuk mengadakan perjanjian damai dengan kaum muslimi, perjanjian Ini terkenal dengan Shulhul Hudaibiyah.
Orang yang berjanji setia Biasanya berjabatan tangan. Caranya berjanji setia dengan Rasul ialah meletakkan tangan Rasul di atas tangan orang yang berjanji itu. jadi maksud tangan Allah di atas mereka ialah untuk menyatakan bahwa berjanji dengan Rasulullah sama dengan berjanji dengan Allah. jadi seakan-akan Allah di atas tangan orang-orang yang berjanji itu. hendaklah diperhatikan bahwa Allah Maha Suci dari segala sifat-sifat yang menyerupai makhluknya.
b. Pemberian wejangan dan nasehat,wasiat syekh kepada murid,serta mengamalkan semua nasehat yang telah diberikan,yang berhubungn dengan Etika Muslim lahir bathin,mengekalkan Wudhu’-menjaga shalat- Istghfar – Shalawat.
c. Pernyataan Syekh membai’at murid dengan lafal tertentu dan pernyataan itu diterima murid.
d. Pembacaan do’a oleh Syekh dalam bentuk yang umum maupun yang khusus bagi murid yang baru di bai’at dengan lafal do’anya masing-masing.
e. Pemberian air minum oleh guru/Syekh,yaitu air putih yang didalamnya dibacakan do’a berkah untuk murid baru tersebut,dengan selesai meminum air,maka berakhirlah tahapan pertama, dengan demikian Resmilah seorang murid menjadi anggota thariqat Qadiriyah sesuai dengan bai’at yang telah dilakukan Syekh terhadap dirinya.
Tahap perjalanan murid menempuh jalan Allah SWT dengan didampingi oleh Syekh. Dalam tahapan ini murid menghadapi segala godaan dan rintangan, dan harus ditempuh oleh setiap peserta thariqat Qadiriyah. Tahapan ini cukup panjang dan menghabiskan waktu bertahun-tahun, Dalam tahapan ini murid diberi ilmu hakikat oleh Syekhnya.
Oleh sebab itu ia harus selalu berbakti, menjunjung segala perintahnya dan menjauhi segala larangan. Ia harus yakin atas perjuangannya dan tetap mempunyai semangat yang tinggi untuk melawan hawa nafsu melatih dirinya. Ia juga melakukan mujahadat dan Riadat, sehingga ia memperoleh dari Allah SWT, seperti apa yang telah Allah SWT berikan kepada Rasul dan Nabi dan seperti yang dibukakan Allah bagi Wali - walinya.
Bila murid telah mencapai Maqam seperti itu, maka itulah saat perpisahan antara murid dengan gurunya. Pada saat itu pula guru memberikan Ijazah dalam bentuk Al-Masyikah (gelar Syekh ) bagi muridnya diberikan hak dan wewenang yang penuh dan statusnya yang sama sebagai Syekh thariqat Qadiriyah. Pemberian Ijazah ini juga ditandai dengan pembacaan talqin dan kalimat Tauhid dari guru yang diperuntukkan bagi muridnya, murid juga menyebut silsilh Syekh serta sifatnya luwes.
Penjelaskan thariqat Rifa’iyah dan ajarannya. THARIQAT RIFA’IYAH adalah sebuah thariqat yang didirikan di Irak oleh Ahmad bin Ali Abul Abbas Ar-Rifa’I pada abad ke 6 H. Ia adalah tokoh sufi yang besar yang shahiah ahli Hukum Islam dan penganut mazhab Syafi’I, ia hidup sezaman dengan Syekh Abdul Qadir Jailani Pendiri thariqat Qadiriyah.
Riwayat Rifa’I dari umur 7 (tujuh)tahun ayahnya sudah meninggal dunia, sehingga ia dididik oleh pamannya Mansur AL-bataihi Syekh thariqat ajaran sufi di Bashra, disamping itu ia belajar kepada Abu Al-Fadl Ali Al-Wasiti, tentang hukum islam Mazhab Syafi’i dan menuntut berbagai cabang ilmu pengetahuan sampai umur 27 tahun. Sampai ia mendapat 2 (dua) ijazah, Ilmu Fiqih Al-Wasiti dan thariqat dari Al-Bataihi.
Doktrin thariqat Rifa’iyah
1.Tidak meminta sesuatu
2.Tidak menolak
3.Tidak menunggu
- Thariqat ini terkenal dengan permainan Dabus (sepotong besi yang tajam) dalam bentuk menikam diri mereka dengan benda tajam,sambil berzikir dan mereka tidak terluka. Penganut thariqat ini dianggap keramat,yang dikaruniai oleh Tuhan keajaiban-keajaiban.
- Zikirnya keras dan lantang meraung-raung dan menangis.
- Ajarannya yang pertama adalah ZUHUD. Zuhud merupakan MAQAM dari berbagai tingkatan. Zuhud langkah pertama yang harus ditempuh oleh siapapun yang ingin menuju Tuhan. Orang yang belum menguasai prilaku kezuhudan,tidak akan benar untuk melakukan langkah selanjutnya.
- Memberikan ajaran tentang ma’arifat dan Cinta Ilahi. Ma’arifat menurut ajaran ini adalah menyaksikan kehadiran dalam makna kedekatan Tuhan disertai Ilmu Yakin. Dan tersingkapnya Hakikat Realitas secara benar-benar Yaqin Cinta mengantar pada keindahan danMa’arifat mengantar pada ke Fanaan atau ketiadaan diri.
AsySyazili belajar kepada seorang sufi besar Abul Abas Al-Mursi 686 H. Kemudian ia pindah dan belajar setelah menunaikan Ibadah Haji kepada dua orang sufi yaitu Abu Abdillah bin Harazin dan Abdus Salam bin Masyisy dari dua guru itu dia mendapat Khirqah = tanda sudah mencapai taraf kesufian,yang berbentuk,yang berbentuk sepotong kain/ pakaian dari Guru,sebagai kenang-kenangan
Thariqat Syaziliyah adalah thariqat yang termudah dalam ilmu dan amal,latihan penyucian dirinya tidak terlalu rumit dan tidak berbelit-belit dan memberi urutan yang termudah,sebagai berikut :
- Mudah dan sederhana dalam Ihwal (keadaan mental )
- Maqam dalam Ilham (Anugrah petunjuk langsung )
- Maqal (ucapan perkataan ) sehingga para pengikut thariqat mudah dibawa un tuk mendapatkan maqam (tangga pencapaian Sufi dalam membersihkan hati, ASRAR (rahasia ke Tuhanan )
- KARAMAH (kemuliaan yang dilimpahkan Allah SWT tentang peristiwa luar biasa )
- MUJAHADAT (bersungguh-sungguh dalam mengerjakan segala ‘Ibadah dan Wirid seakan –akan yang mengerjakan lupa akan diri )
1. Meninggalkan segala kemakshiatan
2. Memelihara segala Ibadah yang diwajibkan dan yang diamalkan tanpa paksaan.
3. Bila seorang anggota telah mencapai tingkat yang lebih tinggi maka ia wajib melakukan :
- Zikir kepada Allah SWT sebanyak mungkin 100 sehari semalam
- Beristighfar 100 kali sehari sumalam
- Mengerjakan amal dan adab sebelum beribadah.
Penjelasan thariqat Maulawiyah dan ajarannya. THARIQAT MAULAWIYAH didirikan oleh Maulana Jalaluddin Ar-Rumi di Afghanistan tahun 604 H. Penganutnya bernama DARWIS.
1. Prakteknya “ RITUAL SAMA’ (tarian berputar para Darwis) yang biasa diadakan seusai shalat Jum’at, para Darwis dalam Ritual memakai pakaian khusus, yang terdiri dari :
- Sebuah topi
- Baju panjang putih tanpa lengan
- Jaket berlengan panjang
- Ikat pinggang
- Sebuah mantel hitam ,ini dilepas sebelum upacara “sama’
Tarian mistik ini diiringi musik dan nyanyian, dalam upacara tersebut Syek berdiri disudut yang paling terhormat dan para Darwis melewati sebanyak tiga kali setiap kali lewat mereka saling memberi salam sampai akhir. Gerakan dilakukan dengan kaki dan tangan dengan kecepatan yang semakin meningkat.
Bila seorang Darwis semakin bergairah maka Darwis lainnya menyentuh bajunya perlahan-lahan, supaya gerakan tarian terkendali, tarian dimulai dengan pujian dan nyanyian menghormati Nabi SAW.
Jalaluddin Ar-Rumi mengibaratkan gerak putar tarian para Darwis ini seperti pembuat anggur yang menginjak buah anggur, sehingga tercipta anggur Rohani seperti Zikir yang didalamnya manusia berputar mengitari pusat gaya berat Rohani yaitu “TUHAN “
2. Pimpinan tertinggi Maulawiyah digelar dengan “ MULLA KHUN KAR“:
- Seorang Pimpinan dibantu oleh seorang Wakil
- Orang yang ingin menjadi anggota Maulawiyah disyaratkan melalui latihan selama 1001 hari dibagi menjadi empat puluh,empat puluh hari.
- Dalam latihan,calon harus mempelajari Al-MASNAWI,dengan pembacaan yang benar, Tekhnik tarian berputar dan silsilah tariqat mulai dari gurunya sampai ke generasi sebelumnya sampai kepada Rasul SAW.
- Setelah latihan selesai permula diberi pakaian resmi di Takye dan diperintahkan terus menjalankan praktek thariqat sampai ia yakin dirinya sanggup berhubungan dengan Tuhan melalui tarian putar, Khalwat (pengasingan diri).
Penyebaran thariqat ini di tunjang oleh para Sufi India abad ke 16 – 18. Yang mempepulerkan thriqat ini di dunia berbahasa Arab adalah : AHMAD SIRKAWI murid SIBGATULLAH salah seorang Khalifahnya AHMAD QUSASI. Pada tahun 1643 Syekh ABDUR RAUF SINGKEL dari Aceh pergi menunaikan Ibadah Haji ,dan menetap di Arab Saudi 19 tahun dan berguru kepada Ahmad Qusasi dan Ibrahim Al- Quraini. Setelah Ahmad Qusasi meninggal Syekh Abdur Rauf Singkel kembali ke Aceh sebagai Wali Thariqat Syattariah dibawa dan dikembangkan di Indonesia oleh Syekh Abdur Rauf Singkel di Aceh 1662 – 1693.
- Dikembangkan ke Sumatera Barat oleh Syekh Burhanuddin
- Dikembangkan ke Jawa Barat oleh Abdul Muhyi
- Dikembang kan ke Sulawesi oleh Yusuf Tajul Khalwati.
1. Ajarannya menonjolkan aspek ZIKIR untuk mencapai ZUHUD,untuk mencapainya seseorang lebih dahulu :
- Mencapai kesempurnaan tingkat AKHYAR ( orang terpilih )
- Mencapai tingkat ABRAR (orang-orang terbaik.
- Menguasai Rahasia Zikir, ditujukan untuk mengembangkan suatu pandangan yang membangkitkan kesadaran akan Allah di dalam hati, tetapi tidak harus mencapai tahap fana
- Tobat
- Zuhud
- Tawakal
- Kana’ah
- ‘Uzlah
- Muraqabah
- Sabar
- Ridha
- Zikir
- Musyahadah (menyaksikan keindahan, kebasaran dan kemuliaan Allah SWT ).
- Menyebut Nama Allah yang berhubungan dengan keagungan-Nya,menjadikan murid lebih tunduk kepadanya yaitu :AL-QAHHAR, AL-JABBAR, AL-MUTAKABBIR setelah itu murid merasa dirinya semakin tunduk kepada Allah.
- Menyebut nama yang berhubungan dengan keindahan yaitu : Al-Malik, Al-Quddus, Al-‘Alim.
- Nama yang menghubungkan dua sifat diatas adalah : Al-Mukmin, Al-Muhaimin.
Suatu hal yang harus di ingat bahwa zikir hanya dapat dikuasai melalui :
- Bimbingan seorang guru atau Syekh pembimbing spiritual yang telah mencapai pandangan yang tajam mengenai rahasia-rahasia Zikir.
- Pembimbing ini adalah orang yang telah mencapai pandangan yang dapat membangkitkan semua realitas tidak bersikap sombong dan tidak membukakan rahasia-rahasia pandangan batinnya kepada orang yang tidak dapat dipercaya.
- Makanan yang dimakan berasal dari yang halal.
- Selalu berkata benar
- Sedikit makan dan berbicara
- Setia terhadap guru atau Syekh
- Konsentrasi hanya kepada Allah SWT.
- Selalu berpuasa.
- Memisahkan diri dari keramaian
- Berdiam diri dari ruangan gelap yang bersih
- Menundukkan ego dengan penuh kerelaan kepada displin
- Makan dan minum dari pemberian, pelayanan, menjaga mata, telinga, hidung dari melihat mendengar dan mencium segala sesuatu yang haram, membersihkan hati dari dendam cemburu, bangga diri, dan selalu mematuhi aturan-aturan.
Delapan prinsip ajaran thariqat Naksabandi :
1. HUSY DAR DUM (Pemeliharaan masuk keluarnya nafas)dari kelupaan kepada Allah SWT. Sehingga SALIK (pengikut aliran thariqat) selalu hadir dan ingat kepada Allah SWT dalam setiap tarikan dan hembusan nafasnya. Bagi thriqat Naksabandi “Masuk Nafas itu adalah Hidup “ berhuungan dengan Allah SWT dan “ Keluarnya Nafas adalah Mati “ atau berpisah denganNya ( ALLAH SWT ).
2. NAZAR BART QADAM (setiap Salik memperlihatkan langkah dirinya) Apabila berjalan ia selalu melihat ke tempat kakinya melangkah dan apabila duduk ia melihat pada dua tangannya, ia tidak boleh memperluas pandangannya,karena di khawatirkan dapat membuat hatinya bimbang dalam mengingat Allah SWT.
3. SAFAR DAR WATHAN (perpindahan dari sifat kemanusiaan yang kotor dan rendah kepada sifat-sifat kemalaikatan yang bersih dan suci ) karena itu setiap Salik harus mengontrol hatinya,agar dalam hatinya tidak ada rasa cinta kepada Makhluk.
4.KHALWAT DAR AN JUMAN (Setiap salik harus selalu menghadirkan hati kepada Allah SWT dalam segala keadaan ).
5.YAD KARD (Selalu mengulangi Zikir kepada Allah SWT )
-Zikir Asma / Zat (Zikir yang menyebut lafal Allah )
-Zikir Nafi ( Zikir yang menyebut LAILAAHA )
-Zikir Itsbat (zikir dengan menyebut ILLA ALLAH )
6.BAZ QARD (Menjaga pemikiran sendiri dengan mengulangi zikir) sesudah meresapkan kalimat “ILAHI ANTA MAQSUDI WARIDHAKA MATHLUBI “(wahai Tuhanku Engkaulah tujuanku dan keredhaanMu merupakan tuntutanku ).dengan demikian pandangan Salik akan fana terhadap adanya makhluk.
7.NIGAH DAST (murid harus memelihara hatinya dari kemasukan segala sesuatu yang dapat menggoda dan mengganggunya sekalipun hanya sejenak.
8.YAD DAST (pemusatan perhatian sepenuhnya pada musyahadah): Menyaksikan keindahan, kebesaran, dan kemuliaan Allah SWT.,terhadap NUR ZAT AHDIYAH (cahaya zat
Yang Maha Esa ) tanpa disertai kata-kata,keadaan ini baru dapat dicapai oleh seorang Salik,setelah ia mengalami Fana dan Baqa yang sempurna.
Dasar ajaran yang 8 (delapan ) itu oleh Naksabandiah ditambah 3 (tiga) dasar lagi :
- WUQUF ZAMANI (control yang dilakukan oleh Salik tentang ingat dan tidaknya ia kepada Allah) setiap dua atau tiga jam “jika berada dalam keadaan ingat ia harus bersyukur dan jika tidak ia harus meminta ampun kepada Allah SWT,pada waktu tersebut dan kembali mengingat Allah SWT.
- WUQUF ADADI (memelihara bilangan ganjil dalam menyelesaikan zikir Nafi-Itsbat dengan lafal LAA ILAAHA ILLALLAH )
- WUQUF QALBI (keadaan hati seorang salik harus hadir bersama Allah SWT ) pikiran yang ada terlebih dahulu harus dihilangkan dari segala perasaan kemudian dikumpulkan segenap tenaga dan Panca Indra untuk melakukan “Tawajuh dengan mata hati yang hakiki untuk menyelami ma’arifat Tuhannya ,sehingga tidak ada peluang sedikitpun dalam hati yang ditujukan kepada selain Allah SWT.
- Tobat
- ’Uzlah
- Zuhud
- Taqwa
- Kana’ah
- Taslim berserah diri
1. ILMU, Berilmu pengetahuan tentang segala yang berhubungan dengan agama.
2. HILMAN, Penyantun, lapang hati, tidak mudah marah.
3. SABAR, atas segala cobaan dan musibah
4. REDHA terhadap segala sesuatu yang ditaqdirkan Allah SWT
5. IKHLASH, segala amal dilakukan karena Allah SWT.
6. BERAKHLAK yang baik.
Pegangan thariqat naksabandiyah ada 6 (enam) macam :
1. MA’ARIFAT kepada Allah SWT (mengenal Allah SWT dengan sifatnya )
2. YAQIN.
3. SAKHA, pemurah, sehingga hatinya suka memberi sebahagian hartanya di jalan Allah.
4. SHIDIQ, benar dalam perkataan dan perbuatan
5. SYUKUR, selalu berterima kasih dalam keadaan bagaimanapun seperti sakit dan senang.
6. Mengerjakan perbuatan yang baik dan meninggalkan yang buruk.
Kewajiban dalam thariqat Naksabandiyah :
1. Zikir kepada Allah SWT.
2. Meninggalkan kehendak hawa nafsu yang menginginkan sesuatu.
3. Meninggalkan segala perhiasan dunia dalam bentuk apapun.
4. Melakukan ajaran agama dengan sungguh-sungguh
5. IHSAN : berbuat terhadap makhluk manusia dan lainnya.
6. Mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan meninggalkan hal-hal yang jahat.
Penjelasan thariqat Suhrawardiyah dan ajarannya. Thariqat As-Suhrawardiyah adalah Thariqat yang didirikan di Iran tahun 549 H = 1155 M oleh tokoh Sufi dikalangan Syiah, Ia diberi gelar Syekh Al- Israq (guru pencerahan) yaitu As-Suhrawardi. Sejak Usia muda As-Suhrawardi dikenal sebagai seorang jenius yang haus Ilmu pengetahuan ,berbagai Negeri disekitar Persia dijelajahinya untuk menimba ilmu pengetahuan.
Ia sangat tertarik dengan persoalan filsafat dan tasauf. Pengembaraannya berakhir di Aleppo di masa Pemerintahan Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi 532 H – 589 H, seorang Penguasa yang amat cinta kepada para Sufi dan cendikiawan memintanya untuk menyumbangkan Ilmunya di Aleppo.
Akan tetapi As-Suhrawardi mendapat serangan gencar dari pada Fuqaha’ setempat, karena ajarannya dianggap sesat, ia juga di fitnah merongrong kekuasaan Khalifah akhirnya atas desakan para fuqaha’ ,Sultan Salahuddin memenjarakannya di Aleppo pada tahun 1191 H As-Suhrawardi dijatuhi hukuman mati.
1. Ajaran Sukhrawardi yang sesat, menyatakan ada kemungkinan mengutus Nabi sesudah Nabi Muhammad SAW, pernyataan ini bertentangan dengan Firman Allah SWT dalam surat Al-Ahzab ayat 40.
$¨B tb%x. î£JptèC !$t/r& 7tnr& `ÏiB öNä3Ï9%y`Íh `Å3»s9ur tAqß§ «!$# zOs?$yzur z`¿ÍhÎ;¨Y9$# 3 tb%x.ur ª!$# Èe@ä3Î/ >äóÓx« $VJÎ=tã ÇÍÉÈ
Artinya: Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
Maksudnya: nabi Muhammad s.a.w. bukanlah ayah dari salah seorang sahabat, Karena itu janda Zaid dapat dikawini oleh Rasulullah s.a.w.
2. Konsep AS-Sukhrawardi didasarkannya pada konsep “KeMaha Kuasaan Tuhan yang tidak terbatas, mungkin saja mendatang Nabi baru. Sebagai keseimbangan Wahyu sehingga Risalah terhenti setelah Nabi Muhammad SAW.
3. Selain itu Fuqaha’ pun menuduhnya terlibat dalam gerakan Qaramitah (salah satu sekte dalam Syiah ).
4. Ajaran itu menyatakan, bahwa tuhan adalah cahaya tertinggi tiada bandingnya, para Nabi dan Imam mendapatkan pancaran cahaya dari Tuhan.
- Bahwa sumber segala sesuatu yang ada adalah :NUR AL-ANWAR (cahaya muthlaq atau cahaya segala cahaya ). Kosmos di ciptakan Tuhan melalui penyinaran, karenanya Kosmos terdiri dari tingkatan-tingkatan pancaran cahaya. Cahaya tertinggi sebagai sumber segala cahaya itu dinamakan “NUR AL-ANWAR “ dan itulah Tuhan yang Abadi. Manusia berasal dari NUR AL-ANWAR melalui proses penyinaran yang hamper sama dengan proses Emanasi dalam falsafah Al-Farabi 257 H – 339 H. Dengan demikian manusia dengan Tuhan mempunyai hubungan timbale balik,dan dari paradigma ini dimungkinkan terjadinya persatuan antara manusia dengan Tuhan.
- Cahaya pertama muncul adalah matahari ,dalam dunia akal dimaksudkan sebagai sa’at munculnya pengetahuan sejati ( Ma’arifat ) atau munculnya cahaya akan menembus jiwa dengan demikian kata Al-Israq digunakan sebagai symbol Al- Kasyaf (pancaran bathin ).
Demikianlah penjelasan tentang Thariqat tidak ada dalam ajaran Islam, jika kita lihat ada thariqat yang berdasarkan al-quran dan sunnah, dan ada pula thariqat yang sudah melenceng jauh dari al-quran dan sunnah. Semoga bemanfaat.
Posting Komentar Blogger Facebook