INGIN IKLAN ANDA DISINI ?
Dapatkan Tawaran Menarik
Silahkan Kontak Admin
Terima Kasih


Penjelasan Klasifikasi Tafsir  - Untuk memahami ayat alqur'an seseorang harus mengetahui tentang tafsirnya, cuma hal ini tidak mudah karena tidak semua orang mampu menafsirkan ayat Alqur'an, karena dibutuhkan ilmu pengetahuan. Pada dasarnya pembagian atau klasifikasi tafsir dapat dibagi kepada 3 macam, dilihat dari segi sumber penafsirannya yaitu :

a. Tafsir Bi Al Ma’tsur

Tafsir bi al ma’tsur atau tafsir riwayah atau tafsir bi manqul adalah rangkaian keterangan yang terdapat dalam Al Quran, sunnah atau kata kata sahabat sebagai keterangan atau penjelasan maksud dari firman Allah. Tafsir bi al ma’tsur merupakan cara menafsirkan ayat ayat Al Quran berdasarkan nash nash, baik degan Al Quran sendiri dengan aqwal assahabat maupun dengan aqwal attabi’in.

Beberapa contoh tentang tafsir bi al ma’tsur adalah 

1. Surat Al Maidah ayat 1

احلت لكم بهيمة ا لأ نعا م إ لا ما يتلي عليكم 
”dihalalkan bagimu binatang binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu”

Kata إ لا ما يتلي عليكم ditafsirkan oleh ayat lain dalam surat Al Maidah ayat 3

حرمت عليكم ا لميتة و ا لد م و لحم و ل خنز ير و ما أ هل لغير ا لله 

diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah 

2. Surat At Thariq ayat 1

و ا اسما ء و اطا ر ق “ Demi langit dan yang datang pada malam hari “ Kata اطا ر ق ditafsiri dengan firman nya yang lain dalam surat itu pula yaitu النخم و اثا قب  ( yaitu bintang yang cahayanya menebus)

3. Surat Ad Dukhan 3

إ نا أ نز لنا ه في ليلة مبا ر كه

“ Sesungguhnya kami menurunkan pada suatu malam yang diberkahi “

kata ليلة مبا ر كه ditafsiri dengan “ lailah al qadar “ sebagaimana dalam firman Allah Surat Al Qadar ayat 1 إ نا أنز لنا ه في ليلة القد ر “ sesungguhnya kami telah menurunkan (Al Quran) pada malam kemulian”.

Adapun contoh tafsir Al Quran dengan Sunnah antara lain

1. Surat Al Baqarah ayat 238

حا فظو ا علي ا لصلو ا ت و اصلا ة ا لو سطي 

“ Peliharalah segala shalat(mu) dan (peliharalah) shalat wustha”.

Rasullullah menafsirkan shalat wustha dengan Shalat ‘Ashar 

2. Firman Allah pada surat Al Fatihah المغضو ب عليهم ( mereka yang di murkai) ditafsiri oleh nabi dengan oarang orang Yahudi, sedang ا لضا لين ditafsiri Nabi dengan orang orang Nasranai


3. Surat Al Anfal ayat 60

و أ عد و ا لهم ما ا ستطعتم من قو ة 

“dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi”. Kata قو ة pada ayat tersebut ditafsiri oleh Rasulullah dengan panah

Kedua macam tafsir tersebut di atas baik Al Quran dengan Al Quran maupun Al Quran dengan Hadist merupakan jenis tafsir yang paling baik dan tidak diragukan lagi untuk diterima. Demikian pula tafsir sahabat termasuk tafsir bi al ma’tsur dan dapat diterima karena sahabat adalah orang orang yang beriman dan pernah bertemu dengan Nabi pada masa hidupnya. Mereka ikut menyaksikan peristiwa yang melatar belakangi turunya suatu ayat dan keterkaitan turunnya dengan ayat yang lain

Tafsir bi al ma’tsur dapat di bagi kepada dua macam : 
  1. Tafsir yang dalil dalinya memenuhi persyaratan shahih dan dapat diterima. Yang demikian ini tidak layak untuk di tolak oleh siapapun 
  2. Tafsir yang dalail atau sumbernya tidak shahih, karena beberapa faktor, tafsir jenis ini harus di tolak. 
Kitab kitab tafsir yang termasuk bi al ma’tsur antara lain adalah : 
  1. Jami’ul Bayan Fi Tafsi al Quran oleh Muhammad Jarir Al Thabari ( Tafsir Al Thabary) 
  2. Bahr Al Ulum oleh Nashr Ibn Muhammad al Samarqandhy (Tafsir al Samarqandhy) 
  3. Al Kasyfu wa al Bayan oleh Ahmad Ibn Ibrahim al Tsa’laby (Tafsir al Tsa’laby) 
  4. Ma’alim al Tanzil oleh Al Husain ibn Mas’ud al Baghawy (Tafsir al Baghawy) 
  5. Al Muharrar al Wajiz fi Tafsir al Kitab Al Aziz oleh Abdul al Haq ibn Ghalib al Andalusi ( Tafsir Ibn Athiyah). 
  6. Tafsir Al Quran al Azhim oleh Ismail Ibn Umar al Dimasqy ( Tafsir ibn Katsir) 

Tafsir ini disebut juga tafsir dirayah atau tafsir bi al al ijtihad yaitu tafsir yang pola pemahaman terhadap ayat ayat Al Quran di lakukan melalui ijtihad, dengan menggunakan akal pikiran (Ra’yu) yang dalam prakteknya mendayagunakan atau menggerakkan seluruh kemampuan ilmu yang dimiliki guna mencapai hasil penafsiran yang memadai, sesuai dengan yang dikehendaki oleh isi ayat yang bersangkutan.

Tafsir bi al Ra’yu terbagi kepada 2 bagian, yaitu Tafsir Mahmud (terpuji) dan tafsir Madzmum (tercela). Yang di maksud dengan tefsir makhud adalah tafsir yang pengarangnya mengetahui ketentuan ketentuan bahasa dan mendalami uslubnya serta mengetahui ketentuan ketentuan syariat, tafsir yang demikian dapat diterima. Sedangkan tafsir madzmum (tercela) adalah tafsir yang bersumber menurut kemauan hawa nafsunya yang berada dalam kejahilan dan kesesatan dan ini di tolak.

Contoh tafsir madzmum adalah sebagaimana orang yang mengambil kesimpulan ayat secara lahir dari firman Allah surat Al Isra’ 72

و من كا ن في هذه أعمي فهو في الأخر ة أعمي و أضل سبيلا 

“Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang ada di dalam dada”

Menurut As Syabuni Tafsir Bi Al Isyari tidak termasuk dari hasil usaha yang diperoleh dari pembahasan atau pemikiran tetapi termasuk ke dalam ilmu laduni yaitu ilmu dari Allah sebagai akibat dari ketaqwaan, keistimewaan dan kesalehan seseorang

Posting Komentar Blogger