INGIN IKLAN ANDA DISINI ? Dapatkan Tawaran Menarik Silahkan Kontak Admin Terima Kasih |
Penjelasan Akhlak Siti Maryam - Setiap orang pernah
menghadapi problem dalam hidup. Bermacam-macam problem kehidupan ini, namun
pada garis besarnya dapat dibagi menjadi dua tingkatan. Tingkatan pertama yaitu
problem hidup dalam jangkauan kemampuan manusia dan tingkatan kedua problema
yang sudah di luar jangkauan manusia.
Dalam menghadapi problema tingkatan pertama berhasil atau tidaknya seseorang mengatasinya diserahkan kepada usaha dan kemampuan orang itu sendiri. Sesuai dengan Firman Allah QS Ar-Ra’du ayat 11 yang berbunyi :
له
معقبات من بين يديه ومن خلفه يحفظونه من أمر الله إن الله لا يغير ما بقوم حتى يغيروا
ما بأنفسهم وإذا أراد الله بقوم سوءا فلا مرد له وما لهم من دونه من وال
Artinya :“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia (Ar-Ra’du: 11)
Dalam menghadapi problema
hidup pada tingkat kedua, yakni yang sudah di luar jangkauan kemampuan manusi
memerlukan suatu pedoman yang tepat guna menyelamatkan dirinya dari
keinginannya. Kesulitan-kesulitan hidup bahkan seluruh permasalahan hidup
hendaklah dikembalikan kepada Allah SWT, karena dengan cara demikian disertai
dengan ibadah serta tawakal kepadanya, Allah akan memberikan kemudahan dan
jalan keluar dari segala kesulitan hidup. Janji Allah dalam hal ini tercantum
dalam firman-Nya QS At-Thalaq ayat 4 yang berbunyi :
ومن يتق الله يجعل له من أمره يسرا............
Artinya : “................................ Dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (At-Thalaq: 4)
Dan QS At-Thalaq ayat 2 yang
berbunyi :
Artinya :“Dan barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar” (At-Thalaq: 2)
ومن يتق الله يجعل له مخرجا................................
Artinya :“Dan barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar” (At-Thalaq: 2)
Sebagaiman Allah SWT memberikan kemudahan dan jalan keluar dari kesulitan dan keadaan yang sangat kritis marilah kita perhatikan kisah Siti Maryam, seorang wanita yang paling mulia di muka bumi.
Seorang perempuan tua istri
Imron salah seorang pemuka Bani Israil, sangat mendambakan seorang anak sejak
ia memasuki kehidupan berkeluarga. Siang menjadi angan-angan malam menjadi
impian. Kedua suami istri telah tua renta, namun Allah SWTbelum mengaruniai
anak yang menjadi impian. Secara lahiriah dan manusiawi keadaan beliau tidak
memungkinkan lagi untuk memperoleh anak. Namun hal ini dapat disadarinya bahwa
putus asa bukanlah sifat seorang mukmin da tidak akan dapat pula menyelesaikan
dan mengatasi penderitaanya.
Hanya karunia Allah sajalah
yang menjadi harapannya, sebab keduanya menyadari benar-benar serta meyakini
sepenuhnya bahwa bagi Allah SWT umur tua bukanlah merupakan halangan untuk
memberikan anak kepada mereka. Bahkan mereka tahu bahwa tanpa orang tua Allah
pun dapat menjadikan seorang manusia sebagaimana Nabi Adam.
Oleh karena itulah keduanya selalu memanjatkan doa dalam ibadah yang khusyuk dan khudu’, serta dikuatkan pula oleh doanya dengan nazar, bahwa seandainya ia dikaruniai anak maka anak tersebut akan didermakannya bulat-bulat tanpa syarat kepada rumah suci dan senantiasa pula melakukan ibadah di dalamnya. Doanya dikabulkan Allah SWT. Dalam rahim perempuan tua itu terasa adanya pertumbuhan dan kehidupan seorang bayi. Betapa gembira hati kedua suami istri tersebut. Namun baru saja kegembiraan itu berbunga-bunga dalam hati, suami tercinta mendahuluinya memenuhi panggilan ilahi. Kemudian lahirlah seorang bayi perempuan yang diberi nama Siti Maryam.
Oleh karena itulah keduanya selalu memanjatkan doa dalam ibadah yang khusyuk dan khudu’, serta dikuatkan pula oleh doanya dengan nazar, bahwa seandainya ia dikaruniai anak maka anak tersebut akan didermakannya bulat-bulat tanpa syarat kepada rumah suci dan senantiasa pula melakukan ibadah di dalamnya. Doanya dikabulkan Allah SWT. Dalam rahim perempuan tua itu terasa adanya pertumbuhan dan kehidupan seorang bayi. Betapa gembira hati kedua suami istri tersebut. Namun baru saja kegembiraan itu berbunga-bunga dalam hati, suami tercinta mendahuluinya memenuhi panggilan ilahi. Kemudian lahirlah seorang bayi perempuan yang diberi nama Siti Maryam.
Sesuai dengan nazarnya
walaupun ternyata anaknya seorang perempuan, maka diantarkannyalah ke Baitul
Maqdis. Maryam dipelihara dan diasuh oleh pamannya yaitu Nabi Zakaria. Ia di
tempatkan disebuah kamar khusus dekat mihrab. Setiap Nabi Zakaria a.s. menengok
Maryam, di kamarnya selalu didapatinya makanan tanpa diketahui siapa dan dari
mana datangnya. Hal ini menimbulkan keheranan Nabi Zakaria maka ditanyakam hal
itu kepada Maryam. Maryam menjawab bahwa itu semua adalah karunia Allah SWT.
Demikianlah dari hari ke
hari, bulan ke bulan, tahun ke tahun, Nabi Zakaria memelihara, mengasuh dan
mendidik Maryam sehingga tumbuh menjadi seorang gadis remaja yang berakhlak
mulia yang senantiasa taat beribadah kepada Allah.
Dia adalah gadis suci yang
senantiasa menjaga kehormatan dirinya, sebagaimana yang dinyatakan oleh Allah
SWT dalam firman-Nya :
Artinya :“Dan (ingatlah) Maryam ruteri Imron yang memlihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat Tuhannya dan kitab-kitab-Nya; dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat” (At-Tharim: 12)
ومريم ابنت عمران التي أحصنت فرجها فنفخنا فيه من روحنا وصدقت بكلمات ربها وكتبه وكانت من القانتين
Artinya :“Dan (ingatlah) Maryam ruteri Imron yang memlihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat Tuhannya dan kitab-kitab-Nya; dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat” (At-Tharim: 12)
Pada suatu ketika datang
malaikat Jibril kepada Maryam untuk memberitahukan bahwa ia akan memperoleh
seorang anak. Betapa kaget dan cemas hati Maryam mendengar pemberitahuan itu
karena ia adalah seorang gadis yang belum pernah tersentuh oleh seorang
laki-laki. Tetapi demikianlah kehendak Allah SWT dan Maryam pun hamillah, makin
hari makin besar. Hal ini menimbulkan ejekan dan cemoohan dari kaumnya. Maryam
dituduh berzina. Dengan ketabahan hati
serta pasrah ke hadirat Allah SWT ditanggungnya semua cercaan dan nistaan
kaumnya. Dengan kandungan yang semakin berat serta penderitaan batin yang
hampir tak tertahankan karena nistaan dan diusir kaumnya, ia pergi ke tempat
yang sunyi.
Dalam puncak penderitaan dan kesakitan seorang
perempuan yang hendak melahirkan, duduklah ia bersandar di bawah pohon korma.
Tanpa ditemani seorang manusiapun, apalagi bidan atau dokter ia pun melahirkan
seorang putra Isa a.s. Dalam keadaan letih dan lemah serta sakit sehabis
melahirkan, ditatapnya bayi mungil tercinta. Bayi menangis perut sendiripun
lapar sedang badan lunglai tiada daya, tak ada air untuk diminum dan tak ada
makanan untuk dimakan. Maka bermunajatlah ia ke hadirat Allah SWT mengadukan
tentang persoalannya. Dengan karunia Allah terbitlah mata air di sebelahnya,
pohon korma bergoyaang sehingga berjatuhan buahnya yang masak-masak. Setelah
perut tiada lagi lapar, tenaga berangsur-angsur pulih kembali, penuh kasih
digendongnyalah bayi itu pulang.
Kaumnya menyambutnyya dengan
ejekan, hinaan, cemooohan karena telah dianggap mencemarkan kesucian dirinya
serta kemuliaan kaumnya. Karena Maryam berpuasa untuk tidak bicara, ia menerima
ejekan, hinaan, nistaan dan cemoohan itu hanya dengan menunjuk-nunjuk wajah
kepada bayi dalam gendongannya. Bayipun berkatalah bahwa ia dan ibunya tidaklah
seperti yang mereka sangkakan. Ibunya tetaplah Maryam yang yang dahulu juga,
masih suci tiada noda dan dosa, sedang dia sendiri adalah nabi utusan Allah
SWT.
Demikianlah sekilas riwayat
seorang manusia yang terlepas dari segala kesulitan dan permasalahan hidup
betapapun beratnya, karena karunia Allah
SWT berkat iman, takwa dan tawakkal kepada-Nya.
Posting Komentar Blogger Facebook